Sabtu, 22 November 2014

A.BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL 2011
BEC pertama kali digelar pada tgl 22 oktober 2011 dengan mengangkat tema “ gandrung,damarwulan dan kundaran” ketiganya adalah bentuk dan jenis kesenian tradisional yang tumbuh kembang di lingkungan masyarakat banyuwangi,bentuk kostum kesenian tradisional tersebut kemudiaan dimodifikasi menjadi bentuk kostum kontemporer dengan sentuhan modern art sehinnga penampilannya menjadi unik dan menarik,seluruh peserta yang berjumlah 420 orang,rata-rata membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk menuangkan kreasinya kedalam bentuk kostum yang kemudiaan mereka peragakan disepanjang jalan protocol mulai dari start taman blambangan sampai kedepan kantor pemkab banyuwangi.

B.BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL 2012
Untuk kedua kalinya BEC digelar pada 18 november 2012 dengan mengangkat tema “re_barong using” tema ini diangkat dari kesenian barong yang biasanya dimainkan dalam bentuk teater rakyat yang diundang main dalam acara-acara hajatan seperti pernikahan dan khitanan,selain itu juga ada ritual adat yang disebut barong ider bumi yakni sebuah ritual adat dalam upacara bersih desa yang diselenggarakan rutin setiap tahun oleh masyarakat using desa kemiren kecamatan glagah,dengan mengangkat tema re_barong using ini berarti menggambarkan bahwa visuaslisasi bentuk kesenian barong kedalam bentuk disain kostum yang akan ditampilkan berbeda dengan aslinya,untuk itu para peserta harus dapat mentransformasikan bentuk tampilan barong menjadi desain kostum yang menarik dan pada perhelatan kedua ini panitia membagi tema re_barong using ini menjadi 3 sub tema yakni barong merah,barong kuning,dan barong hijau.

C.BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL 2013
BEC yang ke tiga digelar pada tanggal 7 september 2013 dengan mengusung tema “The legen of kebo-keboan” yakni tentang ritual adat pertanian yang biasa diselenggarakan oleh masyarakat di desa aliyan kecamatan rogojampi dan desa alas malang kecamatan singonjuruh,tema kebo-keboan yang menginspirasi penyelenggaraan BEC yang ketiga ini dibagi menjadi 3 sub tema yakni kebo geni yang menggambarkan tentang semangat,motivasi,kemarahan dan kepahlawanan,dengan warna-warna dominasi merah dan kuning,kebo bayu tirto yang menggambarkan tentang kehidupan dengan 3 warna dominan hitam,putih dan silver kebo bumi menggambarkan tentang kesuburan alam dengan warna dominan hitam dan emas.

D.BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL 2014

Pada perhelatan ke empat ini tema yang diangkat adalah “ The mystic dance of seblang” yakni tentang sebuah ritual adat yang sacral yang kental dengan nuansa magis dan mistis,seblang adalah ritual kuno yang sudah ada sejak ratusan tahun silam yang sampai saat ini masih rutin diselenggarakan oleh komunitas masyarakat using dikelurahan bakungan dan desa olehsari yang keduanya berada diwilayah kecamatan glagah,ritual adat seblang ini mirip dengan upacara sang hyang yang biasa diselenggarakan oleh masyarakat hindu bali,ritual sacral yang konon digelar sebagai bentuk pemujaan ini menampilkan sosok penari yang menari-nari dalam keadaan trance atau kesurupan,meski sama-sama menari dalam kondisi kesurupan namun ada perbedaan yang mendasar antara penari seblang bakungan dan penari seblang olehsari,seblang bakungan yang pada mulanya berlatar belakang untuk penyembuhan itu menampilkan penari tua rentah yang sudah menopause sebagai tokoh sentralnya sedangkan seblang olehsari yang digelar ritual tolak bala yaitu ritual untuk mengusir berbagai macam bala bencana yang dapat mengancam kehidupan warga menampilkan sosok penari muda belia yang masih memiliki garis keturunan dari penari sebelumnya,sesuai tradisi tersebut tema The mystic dance of seblang dibagi menjadi 3 sub tema yakni seblang bakungan,seblang olehsari dan poro bungkil yang disebut poro bungkil itu adalah buah-buahan hasil pertanian yang dalam ritual seblang digunakan sebagai uba-rampe atau kelengkapan ritual yang bergelantungan dilokasi ritual sebagai persembahan.

0 komentar:

Posting Komentar

Like us on Facebook

Berita terbaru