Destinasi di Kalibaru yang mengandalkan wisata
perkebunan dan wisata lori, kereta api kecil. namun daya tarik wilayah yang
menjadi gerbang Bumi Blambangan dari arah barat ini akan membuat yang
berkunjung ke Kalibaru tercengang dan ketagihan Kalibaru menawarkan pesona alam
yang mengundang decak kagum. Kecamatan yang letaknya di paling barat Banyuwangi
ini sudah lama dikenal menjadi pintu masuk ke Kabupaten Banyuwangi dari arah
barat melalui jalur selatan yang melewati Kabupaten Jember.Sebelum masuk
wilayah Kalibaru melalui jalan darat dengan menggunakan mobil atau motor dari
arah Jember, di daerah Gunung Gumitir pengunjung disambut patung seorang
perempuan penari gandrung, tarian khas Bumi Blambangan. Adapun Kalibaru
terletak di ketinggian sekitar 428 m di atas permukaan laut. Keadaan tanahnya
adalah daerah pegunungan yang sangat subur sebab dikelilingi beberapa gunung,
yakni Gunung Gending, Gunung Terong, Gunung Raung, Gunung Gumitir, dan Gunung
Menyan sehingga udara terbilang sejuk.Bahkan pagi hari pun sering turun kabut
sehingga udara dingin gunung mirip di negara-negara empat musim menjadi daya
tarik tersendiri yang bisa memikat turis asing. Udara dingin yang biasa
menyergap penduduk di sini, berkisar 20 hingga 28 derajat Celcius bisa jadi
cocok untuk menjadi pilihan masyarakat urban yang tinggal di kota-kota besar
memutuskan berlibur melepas penat dari rutinitas dan bisingnya kehidupan kota
besar.Karena dikelilingi gunung, lahannya banyak digunakan untuk perkebunan dan
hutan. Tanaman yang dibudidayakan antara lain kopi, coklat, karet, teh, dan
pinus. Yang menarik, ada patung tangan yang menggenggam coklat.Tak hanya itu,
hamparan sawah juga menjadi pemandangan tersendiri bagi wisatawan, khususnya
yang datang dari kota besar, seperti Jakarta. Bahkan, wisatawan mancanegara
dengan menumpang delman berkeliling Kalibaru menikmati pemandangan alam.Suasana
alam yang asri menbuat banyak wisatawan betah. Diperkirakan lahan yang dipakai
untuk hunian penduduk berkisar 40 persen dari seluruh wilayah di Kalibaru.
Sudah sejak lama wisatawan asing, khususnya dari Belanda datang ke Kalibaru.Tak
ketinggalan ada juga yang dari Belgia. Mereka biasanya datang tidak sendiri,
melainkan bersama dengan keluarga. Bagi wisatawan dari Negeri Kincir Angin,
kehadirannya di Kalibaru merupakan kunjungan napak tilas prestasi yang telah
dilakukan para leluhurnya Meski begitu, sesekali terlihat juga wisatawan
bermata sipit asal kawasan Asia Timur yang berkunjung ke Kalibaru. kabupaten
Bayuwangi sejak tahun 1998 silam telah menetapkan Kalibaru sebagai Kecamatan
Wisata.“Kalibaru juga masih ada tempat wisata yang tak kalah menarik, yakni Air
Terjun Wonorejo,Kalibaru termasuk rute yang dilewati pebalap sepeda yang ikut
dalam Tour Banyuwangi de Ijen 2014. di
Kalibaru juga ada Terowongan Kereta Api Merawan, bangunan bersejarah
peninggalan zaman Belanda, terowongan kereta api ini menjadi destinasi wisata
yang digemari sebab menikmatinya dengan menggunakan lori, sejenis kereta api
kecil.
“Terowongan kereta api ini ada di bawah jalan raya Banyuwangi-Jember, dengan ketinggian dari terowongan hingga ke jalan raya sekitar 175 m. Terowongan tersebut menghubungkan Stasiun KA Kalibaru-Merawan-Garahan.Adapun terowongan ini letaknya sekitar 7,3 kilometer sebelah barat pusat kota (Pasar Kalibaru) di bawah jalan raya yang menghubungkan Banyuwangi-Jember dengan ketinggian sekitar 430 m di atas permukaan laut.“Konstruksi bangunan berbentuk lengkung yang terbuat dari cor dan susunan batu kali dengan ukuran panjang terowongan 670 meter, tinggi terowongan 4,30 meter, dan lebar terowongan 4,40 meter. Terowongan dikelilingi hutan dan perkebunan kopi rakyat di lereng Gunung Gumitir. Sekitar terowongan terlihat bersih, asri dan terawat yang dilakukan PT KAI dan masyarakat setempat, saat ada di lokasi, terasa nyaman sambil menikmati alam terbuka nan indah sebab mata bebas melihat gunung-gunung yang mengelilingi, tanaman kopi dan hutan dan sesekali melihat keluar masuk kereta api melewati terowongan.“Pemandangan indah di sela-sela perjalanan akan memberikan sentuhan dramatis bagi siapa saja yang ikut wisata lori ini,saat berhenti di Stasiun Garahan, pengunjung bisa menikmati kuliner nasi pecel khas Garahan.“Untuk menikmati semua pesona wisata yang ada di Kalibaru, pastikan untuk menginap agar bisa puas menikmati keindahan Kalibaru. Jika tak bisa menginap, itu artinya belum bisa menikmati keindahan yang sesungguhnya kalibaru plantation
“Terowongan kereta api ini ada di bawah jalan raya Banyuwangi-Jember, dengan ketinggian dari terowongan hingga ke jalan raya sekitar 175 m. Terowongan tersebut menghubungkan Stasiun KA Kalibaru-Merawan-Garahan.Adapun terowongan ini letaknya sekitar 7,3 kilometer sebelah barat pusat kota (Pasar Kalibaru) di bawah jalan raya yang menghubungkan Banyuwangi-Jember dengan ketinggian sekitar 430 m di atas permukaan laut.“Konstruksi bangunan berbentuk lengkung yang terbuat dari cor dan susunan batu kali dengan ukuran panjang terowongan 670 meter, tinggi terowongan 4,30 meter, dan lebar terowongan 4,40 meter. Terowongan dikelilingi hutan dan perkebunan kopi rakyat di lereng Gunung Gumitir. Sekitar terowongan terlihat bersih, asri dan terawat yang dilakukan PT KAI dan masyarakat setempat, saat ada di lokasi, terasa nyaman sambil menikmati alam terbuka nan indah sebab mata bebas melihat gunung-gunung yang mengelilingi, tanaman kopi dan hutan dan sesekali melihat keluar masuk kereta api melewati terowongan.“Pemandangan indah di sela-sela perjalanan akan memberikan sentuhan dramatis bagi siapa saja yang ikut wisata lori ini,saat berhenti di Stasiun Garahan, pengunjung bisa menikmati kuliner nasi pecel khas Garahan.“Untuk menikmati semua pesona wisata yang ada di Kalibaru, pastikan untuk menginap agar bisa puas menikmati keindahan Kalibaru. Jika tak bisa menginap, itu artinya belum bisa menikmati keindahan yang sesungguhnya kalibaru plantation