Alas
purwo merupakan salah satu kekayaan alam hutan tropis yang dimiliki di
banyuwangi dan menjadi salah satu objek wisata yang potensial letaknya tepatnya
di desa kalipahit kecamatan tegaldlimo kabupaten banyuwangi yang masuk dari
bagian claster G-land merupakan hutan tropis yang menyimpan berbagai macam
flora dan fauna yang melimpah didalamnya,keindahan hutan yang asri dan
terlindungi menjadi alasan yang tepat bagi alas purwo sebagai tujuan objek
wisata alam yang sangat menantang dan mengandung unsur ilmu pengetahuan yang
besar didalamnya menyangkut keindahan hutan tropis itu sendiri dan kekayaan
flora dan fauna yang beragam sangatlah bagus bagi hutan tropis alas purwo
menjadi tujuan objek penelitian mengenai pengembangan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan aneka ragam dan kekayaan yang ada didalam hutan tropis alas
purwo..
Objek wisata didalamnya terdiri dari
g-land itu sendiri dan padang rumput sadengan yang menjadi objek yang menawan
disetiap perjalanan menuju hutan tropis alas purwo bagi wisatawan pencinta alam bisa menikmati
kesejukan dan asrinya hutan tropis alas purwo
disetiap sepanjang perjalanan
Keunggulan dari hutan tropis alas
purwo itu sendiri yaitu Alas purwo merupakan salah satu hutan lindung yang
lebat dimana merupan bagian claster yang mengarah ke pantai G-land yang berada
dikawasan banyuwangi selatan dimana dihutan ini mempunyai keanekaragaman flora
dan fauna yang melimpah dimana keaneka ragaman flora itu sendiri terdiri dari 158 jenis tumbuhan yang berasal
dari 59 famili jenis tumbuhan contohnya seperti sawo kecik,kebet,nyamplung dan
berbagai bamboo,sedangkan keaneka ragaman faunanya terdiri dari 21 jenis satwa
liar dari kelas mamalia,35 jenis burung hutan,35 jenis burung air contohnya
seperti banteng,kijang,rusa,kucing hutan dan untuk jenis-jenis burungnya
contohnya merak,elang,bango tontong dll dihutan ini merupakan kawasan
pelestarian alam yang dapat digunakan sebagai kepentingan penelitian,ilmu
pengetahuan,sarana pendidikan,budaya,pariwisatan dan tempat rekreasi bagi
wisatawan yang menyukai keindahan alam secara alami bisa menjadikan objek
wisata ini menjadi salah satu tujuan dari perjalanan wisata
Taman
Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan
dataran rendah di Pulau Jawa. Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini
yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa
manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa),
nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida),
keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.
Taman Nasional Alas Purwo merupakan
habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus
auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon
alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus
gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera
pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis).
Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea),
penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering
mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d September
Pada
periode bulan Oktober-Desember di Segoro Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis
burung migran dari Australia diantaranya cekakak suci (Halcyon chloris/
Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus),
trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).
Plengkung
yang berada di sebelah Selatan Taman Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh
para perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land. Sebutan G-land dapat
diartikan, karena letak olahraga selancar air tersebut berada di Teluk Grajagan
yang menyerupai huruf G. Ataupun letak Plengkung berada tidak jauh dari
hamparan hutan hujan tropis yang terlihat selalu hijau (green-land). Plengkung
termasuk empat lokasi terbaik di dunia untuk kegiatan berselancar dan dapat disejajarkan
dengan lokasi surfing di Hawai, Australia, dan Afrika Selatan.
Menyelusuri pantai pasir putih dari
Trianggulasi ke Plengkung akan menemukan daerah pasir gotri. Pasir tersebut
bewarna kuning, berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 2,5 mm.
Masyarakat sekitar
taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat
percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir
rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini
bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring. Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari.Taman nasional ini memiliki ragam obyek dan daya tarik wisata alam dan wisata budaya (sea, sand, sun, forest, wild animal, sport and culture) yang letaknya tidak begitu jauh satu sama lain.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Sadengan. Terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk Pasaranyar, merupakan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung.
Trianggulasi. Terletak 13 km dari pintu masuk Pasaranyar berupa pantai pasir putih dengan formasi hutan pantai untuk kegiatan wisata bahari dan berkemah.
Pantai Ngagelan. Terletak 7 km dari Trianggulasi untuk melihat beberapa jenis penyu mendarat untuk bertelur di pantai dan aktivitas penangkaran penyu.
Plengkung. Melihat perselancar profesional tingkat dunia yang sedang melakukan atraksi dan wisata penelusuran hutan.
Bedul Segoro Anak. Bersampan, berenang, ski air di danau dan pengamatan burung migran dari Australia.
Goa. Terdapat 40 buah tempat yang dapat disebut sebagai goa alam dan buatan antara lain Goa Jepang untuk melihat peninggalan dua buah meriam sepanjang 6 meter, Goa Istana, Goa Padepokan dan goa lainnya untuk wisata budaya dan wisata goa.
Cara pencapaian lokasi :
Banyuwangi-Pasaranyar 65 km, dan Pasaranyar-Trianggulasi 12 km menggunakan mobil. Trianggulasi-Plengkung, menyelusuri pantai sepanjang 10 km. Lokasi lainnya seperti Danau Segara Anak, Sadengan, Rowobendo dapat ditempuh berjalan kaki dari Trianggulasi
0 komentar:
Posting Komentar